• HOME
  • CATATAN PERJALANAN
  • ULASAN BUKU
  • CERITA IBU
  • DIY/HANDYCRAFT

Blogger Rumahan

Menulis; berbagi ide dan cerita dari rumah


; di sepanjang perjalanan aku mengulum manisnya kebersamaan

Ditemani Rabithah dhuha ini
Kita dendangkan asa
Dalam  bertapak-tapak langkah perjalanan
Bukan tanpa arah
; lihat! Muaranya Disana!

Hari ini
Adalah sisih yang telah kita sepakati bersama
Pada Ahadmu yang padat tanpa jeda
Aku merengek menagih waktu yang lambung di udara
Menerbangkan angan kebersamaan kita
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

(Untuk Catatan Tahunan Seorang Teman)


; untuk Mas Adi 3 

Sebuah Keinginan Sederhana

Ada yang ingin menjadi bintang
Agar ia bersinar terang

Ada yang ingin menjadi rembulan
Agar ia terlihat benderang

Dan ada yang ingin menjadi kau
Agar ia menjelmamu
; ialah dirimu

ckp, 07 Jan11 19:20

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ruang Tersunyi
Oleh M Irfan Hidayatullah

Hayat dan Mamat kembali ke perpustakaan, ruang tersunyi itu. Lumayan masih ada sekitar lima belas menit lagi sebelum masuk kelas, pikir mereka.
“Menurutku buku itu terlalu rame,” Mamat mengawali pembicaraan di bangku baca di sudut perpustakaan sekolah yang dikunjungi oleh hanya lima siswa plus penjaga perpus yang terkantuk-kantuk.
“Buku mana maksudmu?” tanggap Hayat.
“Itu, Druken Monster-nya Pidi Baiq. Kan, tadi kamu ngajak mendiskusikannya?”
“Oh, iya… lupa aku… mmmh… aku sepakat. Buku itu bahasanya memang rame. Kita seperti disuguhi sebuah gagasan yang loncat-loncat, tapi mengasyikan. Lucu dan banyak pikiran yang tidak umum. Tapi serame apa pun buku, ia tetap sebuah ruang paling sunyi.”
“Nanti dulu…apa katamu tadi?”
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
di perbatasan kotaku--kotamu, aku sempat memotekkan reranting puisi, tentang sebuah pertemuan yang sama-sama kita sepakati. sebab terlalu banyak alasan untukku mengurungkan niat, melarungkan langkah cerita kita yang tak jua mampu aku eja, setiap depa demi depa terasa begitu salah langkah. salah tingkah.

engkau sempat berucap, hal yang paling kau inginkan adalah sebuah pertemuan kita. namun aku menghendaki kepergianmu. jauh-jauh dari relung dadaku. sebab, jika Ia mau, suatu saat perjumpaan kita tak akan hanya berupa simfoni terindah -- mungkin kan menjadi nyanyian paling surga.

sungguh, bukan aku ingin ingkar. namun aku ingin tetap tinggal, di sini -- di tempatku seharusnya. menjaga sampai halalku.

maka, mengertilah..
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar


Oleh: Lina Astuti (FLP Cabang Karawang)


“Ketika duduk di setasiun bis, di gerbong kereta api,
di ruang tunggu praktek dokter anak, di balai desa,
kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku,
dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika berjalan sepanjang gang antara rak-rak panjang,
di perpustakaan yang mengandung ratusan ribu buku
dan cahaya lampunya terang benderang,
kulihat anak-anak muda dan anak-anak tua
sibuk membaca dan menuliskan catatan,
dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,”


Hayo, kira-kira siapa yang bisa menjawab pertanyaannya pak Taufiq Ismail dalam puisinya yang berjudul Kupu-kupu Dalam Buku, di negeri mana gerangan aku sekarang? Tempat di mana buku-buku dibaca, di bis, di ruang tunggu rumah sakit, di kereta, di angkot dan tempat-tempat lainnya. Suatu tempat yang toko bukunya ramai orang-orang mengantri membeli, perpustakaan-perpustakaan yang banyak dikunjungi, dan di rumah-rumah mereka memiliki buku-buku untuk dibaca. Di negeri manakah gerangan itu? Apa? Di Indonesia? Hiks..hiks..mimpi kali ya? (loh kok gitu, harusnya kan aamiin ya?)
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar


 oleh: Lina Astuti

Membaca cerpen ini rasanya saya ataupun siapa saja yang membacanya, akan mengingatkan kita pada seseorang yang telah pergi meninggalkan kita. Entah itu pergi karena satu hal keperluan, karena bermasalah dengan kita, atau terlebih meninggalkan kita untuk selamanya karena satu hal yang tak bisa dihindari oleh siapapun; kematian. Yang sama-sama akan menimbulkan rasa kerinduan dan kenangan.

Kepergian seseorang yang kita cinta itu terkadang menjadi titik balik, di mana kita dalam fase ‘sadar’ bahwa kita pernah memiliki, pernah menorehkan cerita kehidupan bersamanya, dan tentunya akan ada rutinitas yang biasa dikerjakan bersamanya yang akan kita rindukan; kita akan merasa ada yang berbeda ketika seseorang itu pergi.

“Rasa rindu, sedih dan kehilangan itu akan selalu hadir untuk orang yang berarti di hati kita. Apalagi untuk orang yang sering bersama dengan kita selama ini tiba-tiba sudah tidak ada.”

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Sebelumnya maaf ya kalau tulisan ini gak penting, hehe.. :D

Entahlah, saya gak pernah nanya ke yang ngasih nama saya, Lina Astuti opo artinya? Kayak orang-orang tuh, misalnya dikasih nama Siti Khadijah biar akhlaknya, kayanya, sabarnya kayak bunda Khadijah binti Khuwailid. Kan katanya nama adalah do’a, tapi saya yakin kalau ortu saya punya alasan tersendiri ngasih nama saya, pastinya gak asal nyomot aja, iya pasti itu! (walaupun sebenernya pengen nanya, ma, pa, artinya apaan sih? Tapi gak usah deh dari pada jawabannya ngecewain *loh? Heheh..)

Ada beberapa nama panggilan untuk saya dari orang-orang yang mengenal saya, diantaranya adalah… (baca sampai abis ya…maksa! :P)

Menut, ini panggilan kecil dari keluarga. Awalnya cuman panggilan olok-olokan dari teteh-teteh saya. “Eh, dasar kue menut!” kata teteh kalo lagi ngambek. Menut itu sebenernya nama kue, sejenis kue basah atau jajanan pasar gitu, warnanya pink, pakai gula, pake parutan kelapa dan kalau gak salah terbuat dari tepung kanji, rasanya enak agak kenyal-kenyal manis gitu deh, kayak saya lah manisnya ;p hihih ^^ Tapi lama-lama jadi panggilan kesayangan
(ini dia yang namanya kue menut atau kue cenil ^^)

‘Na, ini saya yang meng ‘ena’kan diri sendiri kalau lagi ngomong sama orang lain. “kalau ‘Na sih,,,” orang lain jadi ketular manggil saya ena atau ‘na.

Te’na, awalnya cuman adek yang manggil te’ena, singkatan dari teteh ‘na. beberapa temen SMA juga ada yang panggil te’na, yang mempopulerkan nama te’na di kalangan temen SMA ini sahabat saya namanya Euis Nurhayati, sampai sekarang ada yang keterusan manggil te’na, seperti Dais, mbak Mel, Mbancy, teh Ika dan beberapa adik kelas.

Na Astuuut, ini kerjaan kembaran saya di kelas IPA 1, namanya Lina doang (hagshags, maklum katanya orang jawa namanya irit :D). karena nama kita kembar sama-sama Lina, jadi dia panggil ‘na astuuut (dengan u yang panjang). Lalu guru Fisika kelas 2 juga ngasih nama panggilan yang rada-rada mirip, na ngastut, dan satu lagi temen FB (mas Adi III) manggil Astuut.

Na Ast, waktu SMA suka pake inisial ini di buku atau di tulisan yang dikirim ke mading sekolah. Awal punya fb juga pake nick name ini, sampe2 penulis senior FLP sekaligus kartunis Pakde Nassirun Purwokartun pernah bilang, “ Ya, namamu naas, biar gak naas”, dan asiknya setelah nama fb diganti dengan Lina Astuti,  pakde Nas tetap inget dengan nama Naast itu, “Iya, soalnya nama kita sama, sama-sama naas, hehehe..” begitu ujar beliau.

Lina Lolo, kalau yang ini panggilan dari Bang Fiyan Arjun. Gak tau awalnya kenapa, dan apa pula itu LOLO? Mungkin karena saya agak lola (loading lama) atau mungkin juga LOLO itu artinya lucu dan ngegemesin, hayo bangfy ngaku aja deh aku ini emang lucu kan? Hehe.. pede bgt ^^

Naku, beberapa temen flp Karawang yang manggil dengan sebutan Naku. Soalnya saya suka manggil mereka dengan ‘tetehku tetehku..’ (pertama dipopulerkan oleh t’Rini, temen di san**ka). Tapi bagus juga, suka banget kalau teh Een atau teh Alin panggil dengan nama Naku ^^.

Ibuk, dulu kan lagi musim tuh orang pake kata ..bu di belakang kalimatnya (missal: mau kemana, buuu?) meskipun nanyanya ke cowok, wkwkwk..parah ya pemakaian bahasa kita :p
Yang panggil dengan sebutan ini adalah my LDF (long distance friendship) sahabat pena saya dari semenjak SMA, namanya Eureka, saya panggil dia pak Eru. Katanya kalau di pekanbaru manggilnya itu ‘ibuk’ bukan ‘ibu’

Eceu Lina Sendal jepit, hagshagshags :D yang ini asli gue banget gitu. Tau sendiri kan saya suka bawa-bawa nama persendal jepitan, entah karena apa awalnya saya emang suka sama sandal jepit, bahkan pernah juga pas jamannya friendster pake nick name Sendal Jepit Forever, hwkwkwk..asli gokil (tapi keren ^^)
Yang panggil pake nama ini yaitu mamang kelinci alias kang Rifki Muhammad Firdaus, ketua FLP Purwakarta.

Selain itu ada juga yang panggil neng na, neng lina, dek, dede (ih, yang ini sok imut banget sayah :p), nana dan nama-nama lainnya.

Nama panggilan  yang kalian sematkan untuk saya di atas, saya sukasemuanya. Yang gak suka itu orang yang biasanya manggil ‘na terus ganti jadi manggil Lina, rasanya jadi ada sesuatu yang beda gitu, jadi terkesan jauh gitu deh (halah opo?:p)

Kata Rasulullah saw, panggillah seseorang dengan nama kesukanannya ^^
Hihihi..udahan dulu ah, cukup sekian membincang nama saya di kesempatan siang kali ini.
Semoga harimu indah dan barokah. Akhirulkata mari kita baca istighfar dan do’a kifaratulmajlis.
Wassalamu’alaykum warahmatullah…
See u ^^
(geje banget kan?)
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Bila lelah menyapa dirimu, pejamkan mata dan bayangkan “Asma binti Abu Bakar” yang sedang memanjat tebing saat BERJIHAD

Bila UJIAN HIDUP buatmu menangis, pelajarilah ketabahan “Asiyah istri Firaun”

Bila CELAAN menyapa dirimu, hadirkanlah kesabaran “Maryam putri Imron”
...
Bila PUTUS ASA membuatmu menyerah, bayangkan “Hajar” yang berlari dari bukit Shafa dan Marwah

Mereka hanyalah manusia biasa seperti diri kita, namun cinta pada RabbNya yang membuat mereka SABAR, TABAH dan KUAT.

Hayuk ah, kita belajar menjadi seperti mereka.
Semangat! Bismillah, Allahu Akbar!! ^^
*copas fb STW 


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ini adalah saat-saat yang tak mudah, terlebih bagiku. Saat harus menahan ego dan sok tahu diri yang senantiasa gagah dengan pongah. Karena kita akan sama-sama lelah dan aku butuh dirimu, butuh tatapan mata kalian yang mengajak aku untuk sandaran sejenak di saat lelah, untuk kumpulkan semangat yang lebih power full, demi langkah kaki kita yang panjang. Demi cita-cita, mimpi dan harapan yang tak akan pernah habis untuk kita perjuangkan.

“Jika harus memimpin, jadilah seperti Power Ranger yang senantiasa bersatu untuk melawan kejahatan, jangan menjadi Satria Baja Hitam yang melakukannya sendirian. Ranger Merah katanya paling hebat, tapi apalah dia jika tanpa Ranger Hitam, Ranger Kuning, Ranger Biru dan  Ranger Pink ketika harus berhadapan dengan monster yang kuat?” *


Tentu engkau tak pernah lupa akan The Power of Jama’ah? Seperti halnya sapu lidi yang takkan berfungsi jika sendiri, untuk menyapu kotoran apa daya ia jika tak ada kawan? Tapi jika bersama tentu semua lebih ringan, lebih mudah, terpecahkan masalah.

Memimpin dan tanggung jawab adalah masalah kepercayaan. Jika memang tak percaya pada orang lain, pada kemampuannya yang kau kira takkan sebaik jika engkau yang melakukannya, maka lakukanlah semuanya seorang diri. Maka letakkanlah semua beban di pundakmu sendiri, jika engkau mampu, silahkan! Tapi sesungguhnya memberi kepercayaan adalah soal ketidakmampuan orang lain yang terpecahkan menjadi mampu, percayalah!

Aku butuh dirimu. Sungguh! Engkau adalah kepingan mozaik semangatku yang menggebu. Kumohon jangan berlari sendiri atau malah berhenti. Biarlah kepingan semangat ini tetap utuh meniti setiap jengkal, depa demi depa, langkah demi langkah panjang yang kita yakin akan bermuara pada-Nya.

Demi cinta-cita kita, menuju Dia.

ckp, 30 Nov11
(kutulis kegundahan hati ini, apa entahlah, hehe.. :D)

*ks
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Kontak Penulis

Facebook: Lina Astuti
Instagram: @linaastuti_
Twitter: @naku_ast27
Email: linaastuti27@gmail.com

Member dari

Member dari


Teman-teman

Postingan Terakhir

Postingan Populer

  • Perawatan Wajah di Farina Beauty Clinic
    Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu saya pergi ke klinik kecantikan. Niat awalnya hanya untuk facial, karena merasa komedo sudah terlalu...
  • Tips Menjemur Pakaian Dalam
    Bagi semua orang celana dalam (CD) dan bra (khusus bagi wanita) merupakan barang paling pribadi. Ada yang bilang bahwa dua benda tersebut m...
  • Dalam Sakit, Larik Puisi Sapardi Djoko Damono
    Bagi pecinta puisi, siapa yang tak kenal dengan Sapardi Djoko Damono (SSD)? Sastrawan yang terkenal dengan puisi-puisinya yang beraliran pu...
  • Sambal Tempe Ayam Suwir SO GOOD, Variasi Menu Piring Gizi Seimbang
    Para emak pasti setuju kalau aktifitas masak-memasak itu menguras empat hal ini: waktu, tenaga, materi, dan pikiran. Saya pribadi sebagai ...
  • Cara Mudah Mengingat Urutan Satuan Jarak
    Tidak sedikit anak-anak yang kurang menyukai pelajaran Matematika. Pelajaran tersebut dianggap sulit karena berhubungan dengan hitung-mengh...
  • Solusi Pegal-pegal untuk Pekerja Kantoran
    Gambar: karimuslim.com Seorang pekerja kantoran biasanya dapat menghabiskan waktu dalam kurun waktu yang sangat panjang dalam sehari d...
  • Genset: Alat Penting untuk Kebutuhan yang Genting
    Zaman sekarang ini siapa sih yang tidak membutuhkan tenaga listrik? Apalagi hidup di kota besar seperti Jakarta. Mulai dari kebutuhan prib...
  • Cerita Dalam Filosofi Hujan
    Oleh: Lina Astuti Judul Buku: Jika Hujan Pernah Bertanya Penulis: Robin BIE Wijaya Cetakan: I, Agustus 2011 Penerbit: Leutik...
  • Resensi Novel Rengganis Altitude 3088
    Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Ter...
  • Pengalaman Mengatasi Biang Keringat pada Bayi
    Dulu sebelum punya anak, saya menganggap biang keringat merupakan sakit remeh-temeh dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Terleb...

Arsip Blog

  • ►  2020 (10)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (2)
    • ►  Juni 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (3)
  • ►  2019 (27)
    • ►  Desember 2019 (1)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  Oktober 2019 (4)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (4)
    • ►  Juli 2019 (4)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  Mei 2019 (2)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (2)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  Agustus 2018 (3)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (2)
    • ►  April 2018 (4)
    • ►  Maret 2018 (4)
    • ►  Februari 2018 (4)
    • ►  Januari 2018 (3)
  • ►  2017 (31)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (2)
    • ►  September 2017 (3)
    • ►  Agustus 2017 (2)
    • ►  Juli 2017 (3)
    • ►  Juni 2017 (1)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (5)
    • ►  Februari 2017 (1)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (22)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  November 2016 (3)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (1)
    • ►  Juni 2016 (3)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Maret 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (4)
    • ►  Januari 2016 (2)
  • ►  2015 (52)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Oktober 2015 (6)
    • ►  September 2015 (11)
    • ►  Agustus 2015 (11)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (5)
    • ►  Mei 2015 (1)
    • ►  April 2015 (6)
    • ►  Maret 2015 (4)
    • ►  Februari 2015 (2)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (1)
  • ►  2013 (6)
    • ►  Desember 2013 (5)
    • ►  Maret 2013 (1)
  • ▼  2012 (15)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  Mei 2012 (1)
    • ►  Maret 2012 (2)
    • ►  Februari 2012 (2)
    • ▼  Januari 2012 (9)
      • Puisi Sederhana (Oleh-oleh Inagurasi FLP Karawang)
      • Beberapa Bait Untuk Sahabat
      • Ruang Tersunyi
      • aku yang mengingkari pertemuan kita
      • Kita dan Budaya Baca-Tulis
      • Ketika Harus Kehilangan, Meski Tak Akan Menjadi Sama
      • Yang Memanggilku…
      • Semangat Seperti Mereka
      • Tentang Langkah Kita
  • ►  2011 (6)
    • ►  Desember 2011 (2)
    • ►  November 2011 (4)
Created with by ThemeXpose