• HOME
  • CATATAN PERJALANAN
  • ULASAN BUKU
  • CERITA IBU
  • DIY/HANDYCRAFT

Blogger Rumahan

Menulis; berbagi ide dan cerita dari rumah


Pendidikan adalah hak bagi setiap anak. Namun tidak sedikit anak yang kurang beruntung dan tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan. Apalagi di Indonesia sendiri,  meskipun biaya pendidikan sudah dibantu pemerintah,  namun tetap saja masih ada biaya lain yang mesti dimiliki oleh siswa. Seperti biaya untuk baju ke sekolah,  buku sekolah bahkan hingga biaya hidup. Terkadang hal seperti itu masih menjadi hambatan bagi anak-anak Indonesia untuk menempuh pendidikan.  Sehingga anak-anak Indonesia masih membutuhkan masyarakat yang peduli anak dan pendidikan anak.

Baca juga: Pelatihan Manajemen Ritel Bagi UMKM di Karawang

Tentunya ada banyak hal yang bisa mendukung pendidikan bagi anak-anak di Indonesia selain bantuan operasional dari pemerintah,  di antaranya adalah:

1. Bangunan yang layak
Meskipun sudah ada bantuan dana operasional sekolah yang diberikan oleh pemerintah, namun tidak jarang dana itu tidak cukup untuk membangun sekolah yang layak.  Belakangan ini di Indonesia sering diberitakan beberapa bangunan sekolah yang roboh.  Atau pun kerusakan bangunan sekolah karena bencana alam tertentu seperti banjir dan angin kencang.  Maka dari itu dibutuhkan donasi-donasi untuk sekolah-sekolah yang memang membutuhkan bangunan yang lebih layak.  Terutama sekolah yang berada di perbatasan Indonesia biasanya kurang diperhatikan. 

2. Buku pelajaran gratis
Buku adalah sumber ilmu dalam kegiatan belajar mengajar.  Maka dari itu menjadi seorang murid tentunya akan sangat membutuhkan buku.  Sayangnya buku pelajaran di Indonesia masih bayar dan mahal,  sehingga kadang siswa yang tidak mampu membeli buku akan sedikit ketinggalan dari teman-temannya.  Maka dibutuhkan sekali donasi dari yang  peduli anak untuk menyediakan buku pelajaran gratis bagi anak-anak tidak mampu di indonesia.

3. Beasiswa
Dan tengunya beasiswa bagi yang tidak mampu juga sangat dibutuhkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dalam menyelesaikan pendidikan.  Sebab  yang sering menjadi alasan kenapa anak-anak Indonesia enggan sekolah adalah lebih memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari demi membantu orang tua ketimbang harus sekolah dan mengeluarkan uang. 

Itulah beberapa hal yang dapat mendukung pendidikan Indonesia.  Bagi Anda yang ingin sedekah serta peduli pada anak, Anda bisa ikut menyisihkan uang untuk kelangsungan pendidikan anak-anak kurang mampu di Indonesia. 
Share
Tweet
Pin
Share
15 komentar
Ketika menjadi orang tua baru, pernah kepikiran gak, sih, gimana kalau anak kita lebih deket sama orang lain? Saya sih iya. Khawatir malahan. Hal itu yang membuat saya memutuskan untuk tidak bekerja di luar rumah setelah punya anak. Karena menurut saya, anak itu harus deket sama orang tuanya, terutama ibu. Setelah itu, baru deh boleh deket sama yang lainnya seperti ayah, nenek, kakek, uwa, bibi, etc etc.

Kalau anak saya, Denji (6 bulan), lebih deket sama siapa? Yang pasti deket sama ibunya dong, napan di awal udah saya jelasin. Gimana enggak deket sama saya, dari pagi membuka mata sampai malem mau bobok yang dilihat ya ibunya. Kalau lagi main (baca= dititipin) sama ayahnya trus saya datang, ayahnya langsung bilang "De, itu sumber air sudah dekat. Sumber kehidupan buat Denji udah datang!" Dengan girangnya kaki Denji meronta-ronta minta digendong ibunya lagi.



Baca juga: Meredakan Batuk-Pilek Pada Bayi

Selain ibunya? Nenek! Yup, karena saya masih tinggal sama mama, jadi banyak dibantu soal perawatan Denji sama mama alias neneknya. Kalau saya lagi beberes atau masak, Denji dimomong sama Nenek. Walaupun banyak hal yang saya dan neneknya perselisihkan soal penanganan anak, tapi kalian tahu lah gimana rasanya bumbu-bumbu rumah tangga kalau masih serumah sama orang tua.


Selain neneknya, kalau di rumah Denji juga deket sama mamangnya (adik laki-laki saya).  Mamangnya Denji ini emang suka banget sama anak kecil, jadi pas ada bayi di rumah, dia antusias banget. Sebelum berangkat kerja dan pulang kerja selalu menyempatkan buat gendong atau Denji 'diculik' ke kamarnya.


Selanjutnya Denji juga deket sama bibinya (adik bungsu saya). Andalan saya juga kalau mau masak atau sholat tapi masih aja 'disandera' sama Denji, dititipin sama bibinya pasti anteng deh.



Selanjutnya, Denji juga deket sama Ayahnya. Lah, kok ayahnya malah masuk daftar di nomer kesekian? Iya, soalnya ayahnya jarang pulang, sih. Ka
lau bukan karena ada ikatan darah dan ikatan batin, mungkin Denji gak akan deket sama ayahnya. Lah, ketemu aja seminggu sekali. Kan biasanya anak bayi itu bakal deket dan mau diajak sama orang yang udah biasa dilihat sehari-hari. Tapi emang ayahnya Denji ini 'bertangan dingin', keponakan-keponakan saya kalau ke rumah juga yang dicari bukan Denji, tapi ayahnya Denji. Mau diajak main buaya-buayaan katanya. Hohoho.


Selain anggota keluarga yang saya sebutkan di atas, Denji  mau dan anteng diajak sama beberapa orang tetangga yang biasa dilihatnya saja. Ya intinya mah anak saya termasuk yang pilih-pilih, umum lah ya, sama kayak kebanyakan bayi-bayi di luaran sana.

Kalau anak ibuk, lebih deket sama siapa?
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Liburan akhir tahun kemarin saya dan suami berkunjung ke rumah Ibunda dari Mas Gol A Gong, seorang pegiat sastra sekaligus pendiri Rumah Dunia di Banten, kami memanggil beliau dengan sebutan Nenek. Tanpa disangka, di rumah Nenek, kami disuguhi sukun goreng yang masih hangat. Pas sekali untuk menu sarapan, kebetulan saya dan suami memang belum sempat sarapan pagi. Dasar emang rezeki gak kemana, hehehe.
Gambar: vemale.com
Dulu saya sempat mengira kalau sukun itu termasuk ke dalam umbi-umbian semisal singkong atau ubi jalar, tapi ternyata keliru. Sukun adalah tanaman berbuah yang memiliki nama ilmiah Artocarpus communis yang banyak ditemukan di daerah tropis seperti Malaysia dan Indonesia.

Dilansir dari laman bbpp-lembang.info (8/4/2010), di kalangan internasional buah ini dikenal dengan nama bread fruit atau buah roti. Dinamakan demikian karena teksturnya yang empuk seperti roti.
Gambar: manfaat-buah.com
Siapa sangka, sukun ternyata mengandung banyak karbohidrat yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Sukun bisa menggantikan peranan makanan pokok selain nasi, seperti kentang, ubi jalar, ubi kayu, gandum, dan jagung. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2%, seperti dilansir dari laman yang sama, bbpp-lembang.info (8/4/2010).

Makanan pokok pengganti nasi pada umumnya (bobo.grid.com)
Sementara menurut nationalgeographic.co.id (18/9/2014), Sukun merupakan pohon abadi berumur panjang dan mudah tumbuh di berbagai kondisi ekologis dengan perawatan minimal. Pohon mulai berbuah dalam 3-4 tahun, menghasilkan tepung buah setara karbohidrat pada tanaman makanan pokok seperti padi, jagung, kentang, dan ubi jalar.

Dilansir dari jurnalbumi.com (21/9/2017), di Indonesia sendiri pohon sukun tumbuh hampir merata di seluruh daerah, terutama di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sementara cara mengolah sukun tidaklah terlalu sulit. Bisa direbus, digoreng, atau bisa juga dijadikan keripik dengan membubuhkan sedikit bumbu untuk menambah cita rasa. Berikut resep sukun goreng yang dilansir dari vemele.com (2/9/2016) ini mungkin bisa Anda coba dirumah. Resepnya sebagai berikut:

Bahan

  • 1 buah sukun setengah matang (kupas kulitnya, potong sesuai selera dan buang bagian tengahnya)
  • Garam secukupnya
  • Ketumbar secukupnya, dihaluskan
  • 2 siung bawah putih, dihaluskan
  • Minyak goreng secukupnya
  • 2 sdm margarin


Cara Membuat
  • Siapkan sukun yang telah dikupas dan dipotong-potong.
  • Siapkan bumbu yakni garam, ketumbar dan bawang putih lalu beri sedikit air. Masukkan sukun ke dalam bumbu dan aduk hingga rata. Diamkan kira-kira selama 10 menit agar bumbu meresap hingga bagian luar sukun benar-benar gurih nantinya.
  • Panaskan minyak goreng lalu tambahkan margarin ke dalamnya. 
  • Jika minyak telah panas, goreng sukun hingga warnanya menjadi kuning kecokelatan dan matang. 
  • Segera angkat setelah matang dan sukun goreng siap untuk dihidangkan.

Bagaimana, mudah bukan cara memasaknya? Lalu apakah Anda siap mengganti nasi dengan sukun sebagai makanan pokok sehari-hari? Atau Anda masuk golongan orang Indonesia yang katanya belum makan kalau belum makan nasi? Walaupun begitu, tidak ada salahnya sesekali mencoba.

*Dari tulisan saya di UC News




Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar
Newer Posts
Older Posts

Kontak Penulis

Facebook: Lina Astuti
Instagram: @linaastuti_
Twitter: @naku_ast27
Email: linaastuti27@gmail.com

Member dari

Member dari


Teman-teman

Postingan Terakhir

Postingan Populer

  • Perawatan Wajah di Farina Beauty Clinic
    Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu saya pergi ke klinik kecantikan. Niat awalnya hanya untuk facial, karena merasa komedo sudah terlalu...
  • Tips Menjemur Pakaian Dalam
    Bagi semua orang celana dalam (CD) dan bra (khusus bagi wanita) merupakan barang paling pribadi. Ada yang bilang bahwa dua benda tersebut m...
  • Dalam Sakit, Larik Puisi Sapardi Djoko Damono
    Bagi pecinta puisi, siapa yang tak kenal dengan Sapardi Djoko Damono (SSD)? Sastrawan yang terkenal dengan puisi-puisinya yang beraliran pu...
  • Sambal Tempe Ayam Suwir SO GOOD, Variasi Menu Piring Gizi Seimbang
    Para emak pasti setuju kalau aktifitas masak-memasak itu menguras empat hal ini: waktu, tenaga, materi, dan pikiran. Saya pribadi sebagai ...
  • Cara Mudah Mengingat Urutan Satuan Jarak
    Tidak sedikit anak-anak yang kurang menyukai pelajaran Matematika. Pelajaran tersebut dianggap sulit karena berhubungan dengan hitung-mengh...
  • Solusi Pegal-pegal untuk Pekerja Kantoran
    Gambar: karimuslim.com Seorang pekerja kantoran biasanya dapat menghabiskan waktu dalam kurun waktu yang sangat panjang dalam sehari d...
  • Genset: Alat Penting untuk Kebutuhan yang Genting
    Zaman sekarang ini siapa sih yang tidak membutuhkan tenaga listrik? Apalagi hidup di kota besar seperti Jakarta. Mulai dari kebutuhan prib...
  • Cerita Dalam Filosofi Hujan
    Oleh: Lina Astuti Judul Buku: Jika Hujan Pernah Bertanya Penulis: Robin BIE Wijaya Cetakan: I, Agustus 2011 Penerbit: Leutik...
  • Resensi Novel Rengganis Altitude 3088
    Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Ter...
  • Pengalaman Mengatasi Biang Keringat pada Bayi
    Dulu sebelum punya anak, saya menganggap biang keringat merupakan sakit remeh-temeh dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Terleb...

Arsip Blog

  • ►  2020 (10)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (2)
    • ►  Juni 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (3)
  • ►  2019 (27)
    • ►  Desember 2019 (1)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  Oktober 2019 (4)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (4)
    • ►  Juli 2019 (4)
    • ►  Juni 2019 (3)
    • ►  Mei 2019 (2)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ▼  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (2)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  Agustus 2018 (3)
    • ►  Juli 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (2)
    • ►  April 2018 (4)
    • ►  Maret 2018 (4)
    • ►  Februari 2018 (4)
    • ▼  Januari 2018 (3)
      • Yang Dibutuhkan untuk Mendukung Pendidikan di Indo...
      • Kalau di Rumah, Anak Paling Deket Sama Siapa?
      • Sumber Pangan Alternatif, Siap Mengganti Nasi deng...
  • ►  2017 (31)
    • ►  Desember 2017 (3)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (2)
    • ►  September 2017 (3)
    • ►  Agustus 2017 (2)
    • ►  Juli 2017 (3)
    • ►  Juni 2017 (1)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  Maret 2017 (5)
    • ►  Februari 2017 (1)
    • ►  Januari 2017 (5)
  • ►  2016 (22)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  November 2016 (3)
    • ►  Oktober 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (1)
    • ►  Juni 2016 (3)
    • ►  April 2016 (2)
    • ►  Maret 2016 (2)
    • ►  Februari 2016 (4)
    • ►  Januari 2016 (2)
  • ►  2015 (52)
    • ►  November 2015 (1)
    • ►  Oktober 2015 (6)
    • ►  September 2015 (11)
    • ►  Agustus 2015 (11)
    • ►  Juli 2015 (5)
    • ►  Juni 2015 (5)
    • ►  Mei 2015 (1)
    • ►  April 2015 (6)
    • ►  Maret 2015 (4)
    • ►  Februari 2015 (2)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember 2014 (2)
    • ►  Januari 2014 (1)
  • ►  2013 (6)
    • ►  Desember 2013 (5)
    • ►  Maret 2013 (1)
  • ►  2012 (15)
    • ►  Oktober 2012 (1)
    • ►  Mei 2012 (1)
    • ►  Maret 2012 (2)
    • ►  Februari 2012 (2)
    • ►  Januari 2012 (9)
  • ►  2011 (6)
    • ►  Desember 2011 (2)
    • ►  November 2011 (4)
Created with by ThemeXpose